Sabtu, 12 Mei 2007

Belumkah tiba saatnya? (Nasehat irfan dan akhlak Imam Khomeini RA)

Belumkah tiba saatnya? (Nasehat irfan dan akhlak Imam Khomeini RA)

Emi Nur Hayati Ma’sum Sa’id

Al-Quran telah menentukan dengan jelas arah perjalanan manusia untuk menuju kesempurnaan yang dikenal dengan istilah sirath mustaqim. Jalan ini hanya bisa ditempuh dengan penyembahan dan penghambaan kepada Allah swt. Dalam al-Quran Allah berfirman: “Sembahlah Aku! Sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus” (Yasin:61) “Ikutilah Aku! Sesungguhnya ini adalah jalan yang lurus” (Zukhruf:61)

Melangkah menuju jalan yang lurus adalah satu-satunya jalan yang bisa mengembangkan potensi baik manusia, dan menekan benih-benih kejahatan yang ada dalam diri manusia. Allah swt tidak membiarkan manusia begitu saja tanpa memberikan arah harus ke mana, akan tetapi manusia dilengkapi dengan dua penunjuk jalan. Pertama penunjuk dari dalam diri manusia itu sendiri yang disebut dengan akal, dan kedua adalah penunjuk dari luar yaitu para Nabi dan utusan-Nya.

Untuk menengok kembali lembaran-lembaran hidup, serta menuju kepada kehidupan yang lebih baik, mari kita ikuti nasehat-nasehat serta wejangan irfan dan akhlak Imam Khomeini RA. Semoga hari-hari kehidupan kita menjadi lebih baik.

Penyucian Diri dan Suluk

Belumkah tiba saatnya kita harus memperbaiki diri dan menyingsingkan lengan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit jiwa?

Kalian yang mulia! Bangunlah dari tidur dan sembuhkan segala penyakit dengan al-Quran dan hadis.

Ketahuilah! Jika kamu melangkah menuju jalan kebahagiaan, dan berdamai dengan Allah serta meminta ampunan kepada-Nya, maka pintu kebahagiaan akan dibuka untukmu, kalian akan mendapatkan pertolongan dari alam gaib.

Kalian yang mulia! Ketauhilah bahwa keinginan hawa nafsu tidak akan berakhir dan tidak mengenal batas akhir!

Jangan sampai terjadi di mana seseorang belum memperbaiki dirinya sementara masyarakat berduyun-duyun menggemarinya dan menjadi orang terpercaya di tengah-tengah masyarakat. Sehingga ia harus melupakan dan kehilangan kontrol dirinya.

Bila kalian ketika di dunia (ladang akhirat) tidak mampu memperbaiki diri, niscaya segalanya telah terlambat untuk memperbaiki kebejatan jiwa.

Ini bukan masalah kerugian dunia, sehingga seseorang bisa mengatakan: “Bila saat ini tidak berhasil, maka besok aku akan menggantinya dan bila tidak bisa diganti tidak masalah, dan kemudian berlalu begitu saja. Ini terkait dengan kebahagian dan kecelakaan yang abadi. Kecelakaan yang tidak ada akhirnya, kesusahan yang tidak memiliki batas akhir.

Betapa banyak sifat buruk seperti bakhil atau hasut yang masih baru muncul dalam diri seorang pemuda, akan tetapi dengan sedikit perhatian dan perbaikan akan berubah menjadi sifat yang baik. Bila masalah ini dibiarkan saja, maka akan membutuhkan pelatihan yang serius, usaha sungguh-sungguh dan waktu yang cukup lama.

Boleh jadi nasib dan ajal tidak mau memberikan kesempatan kepada manusia untuk memperbaiki dirinya, sehingga sampai mati ia tetap memiliki akhlak buruk yang menjadi penyebab siksa kubur dan siksa neraka.

Di masa muda, kemauan dan kebulatan tekat manusia juga masih muda dan kuat. Oleh karena itu, di masa ini perbaikan diri bagi seseorang akan lebih mudah. Namun, di masa tua kemauan dan tekat manusia menjadi melemah dan tua, sehingga sulit untuk menguasai kekuatan nafsu.

Musim seminya taubah

Kesempatan dan pintu taubat senatiasa terbuka bagi siapa saja yang berbuat dosa dan kesalahan. Rahmat Allah sangat luas.

Masa muda adalah musim seminya taubat. Masa muda, beban dosa masih ringan. Kotoran dan noda hati lebih sedikit. Kemungkinan bertaubat lebih mudah.

Oleh karena itu, takut dan hati-hatilah akan tipu muslihat setan, dan jangan membohongi Allah!

Pembicaraan yang sia-sia

Sedikit sekali orang yang berbuat sia-sia dan batil serta tidak menjaga lidahnya dengan benar, pada saat yang sama ia terjaga dari perbuatan dosa. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk diam dan menjaga mulut.

Kesucian dan menahan hawa nafsu

Orang-orang yang tidak menjaga kesucian dirinya bukan termasuk Syiahnya Imam Sadiq as, meskipun mereka menganggap dirinya sebagai Syiah. Orang-orang yang mengikuti nafsu binatang dan berperilaku seperti perilaku binatang, mereka telah keluar dari lingkungan akal dan bukan termasuk orang yang taat kepada Allah swt.

Mencari-cari kejelekan

Tidak ada kejelekan yang lebih parah daripada kejelekan di mana seseorang tidak memahami kejelekannya sendiri bahkan ia melalaikannya, dan pada saat yang sama ia mencari-cari kejelekan orang lain, sementara dalam dirinya bertumpuk-tumpuk kejelekan. Mengapa gangguan hati harus menyesatkan manusia? Mengapa kemauan hawa nafsu harus menyingkirkan segalanya? Mengapa yang tampak baginya hanya kejelekan orang lain?

Bukan tugas keagamaan, seseorang harus menfitnah sesama muslim lainnya, menjelek-jelekkan saudara segamanya! Ini adalah cinta dunia dan cinta hawa nafsu, Ini adalah bisikan-bisikan setan yang menyeret manusia ke dalam kehancuran.

Zikir dan mengingat Allah swt

Kalian yang mulia! Sebanyak-banyak mengingat Allah, tetap masih kurang. Biasakan hati untuk senantiasa mengingat Allah, sehingga atas kehendak-Nya, hati selalu mengingat Allah dan Allah selalu diingat hati!

Agar hati tetap hidup sebaiknya selalu mengingat Allah terutama dengan zikir nama-nama-Nya seperti “Ya Hayyu Ya Qayyum” dengan disertai kehadiran hati.

Diriwayatkan dari sebagian ahli zikir dan makrifat, untuk perbaikan hati sebaiknya bersujud sekali di siang hari dan sekali di malam hari sambil memperbanyak bacaan “La Ilaha Illa Anta Subhanaka Inni Kuntu Min Al-Zalimin”.

Jangan sampai melupakan Allah meskipun hanya sekejap, karena melupakan Allah akan menyeret manusia kepada kehancuran.

Setelah hati hadir untuk mengingat Allah dan al-Quran, bacakan ayat-ayat tauhid, zikir-zikir tauhid dan zikir kesucian dengan disertai kehadiran hati dan kondisi suci, dengan pengertian anggap saja hati sebagai anak kecil yang belum bisa berbicara dan sedang mengajarinya agar berbicara.

Menghitung diri

Jika kamu di dunia menghitung dirimu sendiri (amal perbuatan selama masih hidup), maka di hari perhitungan kamu tidak akan mengalami kesulitan dan tidak merasa takut di hari itu.

Bila kamu mau membaca akhir surat Hasyr ayat 18 sampai selesai dimana ayat ini mencakup tentang tazakkur dan perhitungan diri serta mengandung seputar masalah tauhid, asma dan sifat-sifat Allah ketika pikiran kamu kosong misalnya di akhir malam ketika mau tidur atau sesudah terbitnya fajar sampai terbitnya matahari dengan kahadiran hati dan bertafakkur tentangnya, maka isyaallah mendapatkan hasil yang baik.

Jika kamu mau menghitung dirimu di waktu siang atau malam beberapa saat saja dengan kehadiran hati dan mencari cahaya dan pengaruh iman di dalamnya, maka kamu akan memperoleh hasilnya secepatnya.

Sebelum catatan amal kita sampai kepada Allah swt dan sebelum catatan amal kita sampai di tangan Imam Zaman af, mari kita perhatikan dulu diri kita!

Cinta dunia

Biasakan dirimu untuk hidup sederhana. Hindarkan dirimu dari mencintai harta kekayaan, kedudukan dan pangkat.

Ketergantungan diri kepada materi dan harta benda menahan seseorang dari kafilah manusia. Keluar dari ketergantungan materi dan harta benda dan perhatian kepada Allah swt membawa seseorang menuju kepada derajat kemanusiaan.

Penyembuhan total mayoritas kejahatan adalah dengan cara menyembuhkan penyakit cinta diri, karena dengan sembuhnya penyakit cinta diri, maka nafsu akan memperoleh ketenangan dan hati juga mengalami ketenangan, akhirnya ia akan terbiasa tenang dan tidak begitu serius dalam menghadapi masalah-masalah dunia. Bila ada yang mengganggu urusan dunianya, ia akan menghadapinya dengan tenang karena dunia bukan tujuan baginya.

Ikhlas

Orang-orang yang bekerja karena Allah tidak ada makna kalah baginya. Orang-orang yang bekerja karena dunia di dalamnya mengandung makna kekalahan artinya bila mereka tidak sampai pada tujuannya, maka ia kalah dan umurnya hilang sia-sia.

Di mana saja kamu berada berusahalah dan perbanyaklah ikhlasmu. Buang jauh-jauh tipuan hawa nafsu dan godaan setan! Pasti kamu akan berhasil dan mendapatkan jalan hakiki. Jalan petunjuk akan terbuka untukmu dan Allah akan menolongmu.

Kalian yang mulia! Jangan sampai Allah marah kepadamu hanya karena sebuah khayalan batil, hanya karena ingin digemari hamba-hamba yang lemah, hanya karena ingin diperhatikan masyarakat yang sial.

Teratur dalam ibadah

Pada intinya orang yang yang beriman harus menjaga waktu-waktu ibadahnya, terutama waktu-waktu salat karena salat adalah ibadah yang paling penting. Salat harus dilaksanakan pada waktu-waktu utama. Pada waktu-waktu utama jangan sampai menyibukkan diri dengan pekerjaan yang lain. Sebagaimana dalam mencari harta-benda atau untuk belajar dan diskusi ada waktunya secara khusus maka, dalam ibadah juga harus demikian di mana pada saat itu harus lepas dari urusan-urusan lainnya sehingga mudah untuk menghadirkan hati ketika melakukan salat karena kehadiran hati adalah intinya salat.

Sombong

Hati-hatilah kalian yang mulia! Bangunlah dari tidur! Hindari kesombongan setan karena sombong menyebabkan kehancuran abadi manusia, mencegah manusia dari kfilah ahli suluk dan menahan manusia agar tidak bisa mendapatkan makrifat.

Ketahuilah dengan kesombongan nasehat-nasehat ilahi dan ajakan-ajakan para nabi serta nasehat para wali tidak akan berpengaruh... Jangan sampai sombong karena kelebihan yang ada pada dirimu! Karena sombong bersumber dari setan. Pesimislah akan dirimu dan takut serta khawatirlah akan akibat yang buruk.

Marah

Sedikit sekali orang yang menderita dan hancur karena kemarahan. Namun, betapa banyak orang yang keluar dari agama Allah hanya karena marah...!

Menyerahkan diri

Dalam perjalanan spiritual manusia harus berusaha sampai menemukan penunjuk jalan. Ketika sudah menemukan, maka ia harus berserah diri kepadanya dan mengikuti serta menaatinya. Sebagimana kita telah menemukan Rasulullah saw sebagai penunjuk jalan, maka kita harus mengikutinya sepenuhnya dalam menelusuri perjalanan spiritual. Barang siapa yang menyerahkan diri kepada Allah dan utusan-Nya serta menaatinya sepenuhnya, maka dengan cepat akan sampai ke tempat tujuan.

Doa


Doa bisa mengeluarkan manusia dari kegelapan. Ketika manusia sudah keluar dari kegelapan, maka ia akan bekerja hanya karena Allah swt. Ia bekerja tetapi hanya karena Allah, bukannya doa yang menahan manusia dari bekerja.

syukur

Ketahuilah bahwa mensyukuri nikmat Allah baik nikmat lahir maupun nikmat batin adalah salah satu dari tugas penghambaan yang harus dilakukan oleh setiap orang sesuai dengan kemampuannya. Meskipun tidak ada satu makhlukpun yang bisa melakukannya.

Takabur

Barang siapa yang kebodohannya lebih besar dan akalnya lebih sedikit maka takaburnya lebih besar. Barang siapa yang amalnya lebih banyak dan jiwanya lebih luas dan dadanya lebih lapang, maka ia lebih tawadu.

Hati yang sehat

Hati yang sehat adalah hati yang tidak ada di dalamnya selain Allah dan suci dari segala keraguan dan kesyirikan.

Putus asa dan berharap

Salah satu jebakan iblis adalah pertama manusia diseret ke dalam kesombongan. Manusia dikendalikan dengan kesombongan, kemudian diseret untuk melakukan dosa-dosa kecil sampai pada dosa-dosa besar. Karena beberapa lama iblis bermain dengan cara ini, maka ia memenuhi manusia dengan khayalan harapan kepada rahmat Allah untuk memasukkanya ke dalam jurang kesombongan, bila akhirnya iblis melihat manusia sedikit insaf dan ada kemungkinan untuk melakukan taubat dan kembali kepada Allah, maka iblis akan menyeretnya ke dalam keputusasaan dari rahmat Allah dengan mangatakan kepadanya: “Sudah terlanjur, tidak mungkin kamu bisa baik”. Putus asa bersumber dari setan. Harapan bersumber dari Allah, maka senantiasa berharaplah kepada Allah!

Kelembutan dan kasih sayang

Tidak ada kesulitan sama sekali untuk menarik hati masyarakat dan menahan mereka dari perbuatan jahat bila dilakukan dengan kelembutan, kasih sayang dan rasa persudaraan.

Pada intinya, cara yang paling ampuh untuk mencapai tujuan adalah kelembutan dan rasa persudaraan. Bila dalam urusan-urusan duniawi memerlukan kelembutan dan rasa persudaraan, maka dalam urusan agama sebelum melakukan pengarahan kepada masyarakat, senjata yang diperlukan sebelumnya adalah kelembutan dan rasa persaudaraan. Tanpa itu, untuk mencapai tujuan tidak akan terwujud.

Konstan dan gigih

Dengan kegigihan manusia akan tetap tegar dalam menghadapi segala kejadian alam yang tidak menyenangkan. Dengan kegigihan manusia tetap tegar menghadapi tekanan jiwa maupun jasmani. Dengan kegigihan manusia tidak akan terpeleset dan lemah. Dengan ketenangan jiwa, penjagaan kekuatan iman dan agama dengan mudah bisa dilakukan. Dengan ketenangan jiwa manusia bisa terjaga dari cobaan alam sampai detik-detik akhir kematiannya.[disadur dari Majalah Afagh...].

Tidak ada komentar: