Jumat, 08 Juni 2007

Kenangan Dokter Batini anggota Tim Medis Imam Khomeini

Kenangan Dokter Batini anggota Tim Medis Imam Khomeini

Pada awal-awal tahun 1362 (24 tahun yang lalu) berkumpul seluruh anggota tim medis Imam Khomeini dan sebagian dari pejabat tinggi negara Iran berkumpul dan diketuai oleh Ahmad Khomeini anak beliau. Dalam pertemuan itu dibicarakan mengenai kondisi kesehatan Imam Khomeini dikaitkan dengan situasi politik, keamanan dan kesehatan imam Khomeini. Akhirnya diputuskan untuk mendirikan sebuah pusat kesehatan modern di dekat tempat tinggal beliau. Namun, karena semua tahu bagaimana Imam menyukai hidup sederhana, masalah ini tidak diberi tahu kepada beliau. Pembangunan pusat kesehatan ini dilakukan tanpa sepengetahuan beliau. Setahun berikutnya pusat kesehatan ini selesai dibangun. Semua fasilitas telah dilengkapi baik dari sisi peralatan sampai tenaga medisnya.

Pada tanggal 16 Farvardin 1365 Imam Khomeini sempat kena serangan jantung dan untuk beberapa saat kerja jantungnya berhenti. Keberadaan pusat kesehatan dan tenaga medis yang siap setiap saat mampu memberikan pertolongan kepada Imam Khomeini dan jantungnya kembali berdetak. Setelah keadaannya berangsur-angsur pulih, namun masih dalam perawatan semua merasa gembira. Tim dokter kembali dan beliau langsung ditempatkan di ruang rawat inap.

Setelah dipindahkan ke ruang rawat inap, setiap harinya Ahmad, anaknya, bersama keluarganya terkadang sampai tiga kali mengunjungi beliau. Hal ini membuat Imam Khomeini membayangkan rumah sakit tempat ia dirawat adalah rumah sakit jantung Syahid Raja’i yang berada di kawasan Vali Asr. Oleh karenanya ia mewanti-wanti kepada Ahmad agar tidak sering-sering membawa mereka menjenguknya karena jarak yang jauh akan merepotkan dan melelahkan mereka. Cukup dalam seminggu sekali mereka datang menjengukku. Untuk pertama kalinya Ahmad putra beliau menjelaskan hal yang sesungguhnya. Rumah sakit ini hanya berjarak 20 langkah dari rumah mereka. Itulah mengapa mereka sering datang menjenguknya.

Imam Khomeini dirawat di sana selama dua bulan. Melihat kondisi yang cukup sulit apa lagi waktu itu perang masih berkecamuk, diusahakan sepenuhnya agar kondisi kesehatan Imam Khomeini tidak diekspos agar musuh tidak memanfaatkannya untuk melemahkan semangat juang tentara dan masyarakat Iran. Setelah kesembuhannya, Imam Khomeini dapat menerima apa yang dilakukan oleh para pejabat dan tim medisnya yang tidak memberitakan hal yang sebenarnya. Pada waktu itulah, Imam Khomeini dapat menerima alasan pembangunan rumah sakit itu. Namun, Imam Khomeini tetap memberikan syarat agar rumah sakit ini nantinya tidak dikhususkan buat dirinya, tapi masyarakat biasa juga dapat memanfaatkannya, terutama rakyat kalangan miskin. Syarat yang diajukannya dilaksanakan semasa hidupnya.

Semasa Imam Khomeini dirawat di rumah sakit, ia meminta agar tempat tidurnya menghadap kiblat. Itulah mengapa dalam pengambilan gambar yang selama ini direkam selama beliau dirawat tempat tidurnya berada di tengah-tengah ruangan. Alasannya, beliau menginginkan tempat tidurnya senantiasa menghadap kiblat.

Pada tanggal 7 Khurdad 1368 di hari ke enam setelah operasi, kondisi Imam Khomeini secara umum sudah lebih baik dibandingkan hari-hari sebelumnya. Beliau meminta agar dibawakan televisi. Setelah televisi diletakkan di ruangannya, beliau asyik menonton berita. Di berita itu disiarkan operasi dirinya, begitu juga ditayangkan salat malamnya sebelum dioperasi. Imam Khomeini menunjukkan rasa tidak sukanya melihat tayangan televisi tentang dirinya. Beliau berkeyakinan saat melakukan ibadah, hendaknya dalam kondisi sepi. Tidak ada orang yang boleh hadir ketika ia sedang beribadah, apa lagi sampai ada yang berani mengambil gambarnya.

Setelah itu, Ahmad menemui beliau dan menjelaskan apa sesungguhnya yang terjadi. Katanya, film yang ditayangkan itu diambil dari kamera yang berada di luar ruangan kontrol. Karena masyarakat merasa khawatir dengan keadaan Anda, akhirnya gambar itu ditayangkan agar hilang kekhawatiran yang ada selama ini. Karena Ahmad anaknya membawa nama rakyat, beliau pun menerimanya dan tidak lagi mempertanyakannya. [Saleh L]

Sumber: Koran mingguan Partosokhan, nomor 380, 30 Mei 2007.

Tidak ada komentar: