Trik-trik Israel untuk menguasai Masjidul Aqsha
Trik-trik Israel untuk menguasai Masjidul Aqsha
Pendahuluan
Masjidul Aqsha merupakan masjid ke tiga yang paling dihormati oleh kaum muslimin. Ia menjadi pokok perseteruan Palestina dan Israel.
Urgensi Masjidul Aqsha bagi orang-orang Palestina kembali pada sejarah dan keyakinan mereka. Melihat posisi pentingnya, Israel bermaksud untuk membuat hubungan ini merenggang bahkan kalau bisa menghapuskannya. Bila itu terlaksana, dengan mudah mereka dapat membangun tempat peribadatan di sana dan dijadikan sebagai ibu kota. Ini awal dari usaha mereka untuk menguasai dunia.
Kelompok-kelompok Yahudi bahu membahu dengan berbagai macam cara untuk merusak Masjidul Aqsha. Penghinaan atas tempat peribadatan kaum muslimin ini telah dilakukan semenjak mereka menjajah tanah Palestina di tahun 1967 hingga hari ini. Dan setiap hari dapat disaksikan modul baru dalam merusak Masjid.
Masjidul Aqsha
Luas tempat dibangun Masjidul Aqsha sekitar 14 hektar. Dan di dalam kawasan itu terdapat 45 barang-barang bersejarah yang berhubungan dengan kaum muslimin. Masjidul Aqsha adalah satu dari peninggalan bersejarah itu, bahkan yang paling penting dari selainnya. Masjidul Aqsha berada di sebelah barat dan dapat menampung sekitar 5000 orang salat. Masjid ini dibangun di zaman khalifah kedua dan pada masa khalifah Malik bin Marwan direnovasi kembali.
Di kawasan yang dihormati ini (haram syarif) ada 5 buah masjid; al-Aqsha, Qubbah as-Shakhra, Umar, al-Buraq dan Masjid atau Mushallah Marwani. Demikian juga, kawasan ini memiliki 14 buah pintu gerbang yang menghubungkan haram syarif dengan kawasan di luar. Hanya sebagian dari pintu gerbang itu yang dipergunakan. Sebagian dari pintu-pintu gerbang itu bernama; al-Fiddhah, al-Asbath, as-Silsilah dan lain-lain. Hari-hari ini, perusakan yang dilakukan oleh Israel adalah pintu gerbang bernama al-Mughabarah.
Haram Syarif dikelilingi oleh tembok. Sebagian tembok yang ada adalah pembatas kota kuno Baitul Maqdis. Tembok paling terkenal berada di sisi barat daya haram syarif. Tembok itu bernama Buraq atau dikenal dengan tembok ratapan. Tembok yang paling disucikan oleh orang-orang Yahudi.
Perusakan Masjidul Aqsha
Masjidul Aqsha dikuasai oleh Israel pada tahun 1967 setelah menang perang 6 hari melawan Arab. Semenjak itu, mereka senantiasa berusaha untuk menghancurkannya untuk menghapus keterikatan kaum muslimin Palestina dengan sejarah dan keyakinannya. Yang mereka inginkan hanyalah tembok ratapan. Perusakan Masjidul Aqsha dilakukan oleh dua institusi; negara dan kelompok-kelompok Yahudi. Israel sebagai negara, sekalipun misinya untuk menghancurkan Masjidul Aqsha, namun dikarenakan terhalang oleh undang-undang internasional bersikap lebih hati-hati. Untuk itu, mereka membuka jalan lebar-lebar kepada kelompok-kelompok ekstrim Yahudi untuk melakukan perusakan.
Sejak tahun 1967, Masjidul Aqsha setelah dikuasai oleh Israel mengalami perusakan yang hebat dari orang-orang Yahudi. Data yang ada, sejak tahun 1967 hingga tahun 1990, orang-orang Yahudi telah melakukan perusakan sebanyak 40 kali. Setelah perjanjian Oslo pada tahun 1993, orang-orang Yahudi semakin intens melakukan perusakan. Data perusakan yang ada menunjukkan hal itu. Selama 5 tahun, dari 1993-1998, mereka melakukan 72 kali perusakan.
Aksi-aksi Israel
Aksi perusakan terhadap terhadap Masjidul Aqsha disela-sela perang 6 hari di tahun 1967. Dalam perang itu, Zionis Israel ketika menyerang Baitul Maqdis, menjatuhkan bom yang mengakibatkan kubah Masjidul Aqsha rusak.
Keseriusan orang-orang Yahudi untuk merusak Masjidul Aqsha dibuktikan dengan melakukan penggalian di bawah tanah. Mereka beralasan bahwa penggalian itu untuk mencari peninggalan sejarah mereka. Penggalian ini telah dimulai sejak tahun 1967 hingga sekarang. Jumlah terowongan yang telah digali sampai saat ini tidak diketahui berapa jumlahnya secara persis. Hal itu dikarenakan pemerintah Israel tidak memberikan izin kepada badan wakaf Palestina untuk melakukan penyidikan. Penggalian dilakukan sedemikian rupa, sehingga bila ada gempa kecil saja, maka bangunan di atas bakal runtuh.
Pemerintah dan kelompok-kelompok Yahudi Israel berkai-kali telah berusaha untuk melakukan upacara keagamaannya di Masjidul Aqsha. Mereka menginginkan agar Masjidul Aqsha seperti haram Ibrahim di al-Khalil yang dibagi dua; sebagian milik Yahudi dan sebagian lainnya milik kaum muslimin.
Lebih dari itu, bila pemerintah Israel tidak mampu melakukan perusakan, mereka meminta bantuan kelompok-kelompok ekstrim Yahudi yang memiliki pengaruh besar di militer untuk membantu. Artinya, bila pemerintah tidak mampu, lewat militer mereka berusaha untuk menghancurkan Masjidul Aqsha.
Melanjutkan penggalian di bawah Masjidul Aqsha
Pemerintah Israel melakukan penggalian di bawah Masjijd al-Aqsha dengan alasan untuk mencari peninggalan sejarah mereka. Beberapa waktu sekali mereka mengumumkan telah menemukan sesuatu. Dengan itu, mereka melakukan penggalian besar-besaran di sana. Di samping untuk tetap punya alasan untuk menggali. Pada saat yang sama, kaum muslimin yang mengelola Masjidul Aqsha tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh mereka.
Di samping membuat terowongan dengan alasan mencari barang peninggalan bersejarah, mereka juga membuat terowongan untuk mengontrol Masjidul Aqsha. Salah satu dari terowongan itu digali tepat di bawah Masjidul Aqsha dan perpanjangan terowongan tahun 1996. Menurut orang-orang Palestina, penggalian terowongan-terowonganitu pada akhirnya akan melemahkan fondasi Masjidul Aqsha dan menyebabkan runtuhnya.
Perusakan tembok Masjidul Aqsha
Penggalian berkelanjutan terowongan bawah tanah membuat kerusakan dan kerugian terhadap Masjidul Aqsha. Salah satu dari bentuk kerusakan itu adalah munculnya retakan di temboknya yang meninggalkan bahaya runtuhnya.
Selain tembok sebelah timur, tembok kuno kota al-Quds yang berdekatan dengan Masjidul Aqsha kondisinya sangat memprihatinkan. Tembok timur al-Quds yang berakhir pada Mushalla Marwani dalam kondisi bahaya karena sewaktu-waktu dapat runtuh. Di perkirakan sekitar 1280 meter dari tembok timur al-Quds sangat memprihatinkan sekali dan sewaktu-waktu bakal runtuh. Tembok ini sudah sangat tua. Rezim Israel melarang untuk dilakukan renovasi terhadapnya.
Pendirian Sinagog di bawah Masjidul Aqsha
Sebagian dari pejabat Palestina mengabarkan bahwa rezim Israel mendirikan tempat peribadatan orang Yahudi secara sembunyi-sembunyi di bawah Masjidul Aqsha. Menurut salah seorang tokoh Palestina, Raid Shalah, sinagog itu dibangun di bawah Masjidul Aqsha dan berjarak 97 meter dari kubah as-Shakhrah. Di sana dibangun sebuah bangunan seperti tempat peribadatan Sulaiman. Sinagog ini memiliki 7 kamar dan sejarah Yahudi digambarkan di sana. Direncanakan juga untuk membangun sinagog yang sama untuk wanita di bawah Masjidul Aqsha.
Pembangunan di sekitar Masjidul Aqsha
Pembangunan yang dilakukan di sekitar Masjidul Aqsha berakibat digusurnya rumah-rumah penduduk Palestina. Masjidul Aqsha dengan sendirinya dikepung oleh bangunan-bangunan Israel. Pembangunan itu membuat orang-orang Israel lebih mudah untuk merusak Masjidul Aqsha.
Rezim Israel setelah menguasai sekitar 125 bangunan dan Masjid wakaf milik orang-orang Palestina, itu digunakan untuk memperluas bundaran di depan tembok ratapan. Kuburan umum milik kaum muslimin diratakan dengan tanah untuk dijadikan jalan, hotel dan tempat parkir. Aksi terbaru dari rezim Israel adalah ditetapkannya biaya sebanyak 68 juta uang Israel untuk mulai membangun di bawah Masjidul Aqsha dan sekitarnya. Dana ini untuk mendanai perawatan terowongan-terowongan tembok sebelah barat, memasang peralatan tambahan, mengokohkan tembok ratapan, membangun tempat pameran, membangun pusat kebudayaan untuk mempromosikan tembok ratapan dan pusat kepolisian setempat.
Aksi-aksi Yahudi ekstrim
Kelompok-kelompok ekstrim Yahudi yang tidak memiliki batasan-batasan seperti pemerintah Israel, dalam usahanya untuk merusak Masjidul Aqsha lebih bebas. Mereka melakkukan berbagai macam cara untuk merusak dan kemudian membangun tempat peribadatan mereka di sana.
Ada sekitar 125 kelompok ekstrim Yahudi yang punya program untuk menghancurkan Masjidul Aqsha. 25 kelompok dari mereka secara langsung dan terang-terangan melakukan itu.
Kelompok-kelompok ini dalam usahanya, berkali-kali meminta kepada pemerintah Israel untuk membantu mereka dengan buldozer dan tentara untuk menghancurkan Masjidul Aqsha. Pejabat-pejabat Palestina telah berkali-kali mengumumkan agar lebih keras mengawasi kelompok-kelompok ini. Mereka seenaknya dalam melakukan perusakan; bom, terowongan bahkan serangan dari udara.
Orang-orang kelompok ini punya catatan yang buruk mengenai serangan mereka ke Masjidul Aqsha. Mulai dari peledakan, pembakaran, penembakan dan lain-lain. Beberapa catatan buruk itu antara lain: Pada tanggal 21 Agustus 1969 Dennis Rouhan seorang Yahudi berkebangsaan Australia memasuki Masjidul Aqsha dan membakarnya. Akibatnya, tempat lampu Shalahuddin, mihrab Zakariya dan sebagian dari tiang-tiangnya dan..., rusak dan hancur. Setelah kejadian itu, pemerintah Israel mencoba mengalihkan perhatian dengan mengatakan bahwa Rouhan adalah seorang Kristen yang gila.
Peledakan
Untuk merealisasikan tujuan mereka, orang-orang ekstrim Yahudi berusaha berkali-kali untuk meledakkan Masjidul Aqsha. Namun, berkali-kali pula akibat penjagaan ketat, usaha itu gagal. Pada hari Jumat, tanggal 9 Mei 1980 sebuah bahan peledak seberat 120 kilo diletakkan di dekat Masjidul Aqsha. Tepat pada saat orang-orang tengah melakukan salat Jumat. Dapat dibayangkan berapa jumlah korban yang akn jatuh bila bom tersebut meledak. Untungnya, beberapa menit sebelum bom itu meledak petugas berhasil menemukannya. Akhirnya, diketahui bahwa yang bertanggung jawab meletakkan bom di sana adalah salah satu kelompok ektrim Yahudi.
Pada 27 April 1982 kelompok yang sama beraksi untuk melakukan peledakan di Masjidul Aqsha. Mereka memasukkan bahan peledak dalam sebuah antena penerima radio di sebuah pintu gerbang. Sekali lagi, berkat kesigapan petugas, bom tersebut berhasil ditemukan.
Penembakan terhadap Masjid
Pemerintah Israel melakukan aksi penembakan di dalam Masjidul Aqsha. Penembakan itu dilakukan dengan alasan untuk mengamankan para demonstran di sekitar Masjidul Aqsha. Hal yang sama dilakukan juga oleh kelompok-kelompok ekstrim Yahudi.
Masuk dan menguasai Masjidul Aqsha
Dengan tujuan menghancurkan Masjidul Aqsha dan membangun tempat peribadatan Sulaiman di atasnya, berkali-kali kelompok-kelompok ekstrim Yahudi, dengan alasan yang bermacam-macam; upacara keagamaan, sebagai turis dan lain-lain, memasuki Masjidul Aqsha. Setiap kali kaum muslimin melakukan perlawan untuk menahan mereka agar tidak masuk, baru mereka mau keluar.
Kelompok-kelompok ekstrim Yahudi pada tahun 2005 berusaha secara besar-besaran untuk memasuki Masjidul Aqsha dan melakukan keonaran dan kerusakan, namun mereka tidak berhasil melakukannya.[infosyiah]
Sumber: http://infosyiah.wordpress.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar